Demo Site

Rabu, 04 Maret 2009

Jenazah pun Harus Diperlakukan Sopan dan Santun

Merawat jenazah merupakan kewajiban ahli waris yang ditinggalkan. Bukan kewajiban rukun kematian, tetangga maupun yang lain. Hal itu disampaikan oleh Kepala Pusat Pembinaan Agama Universitas Brawijaya (PPA UB), Prof Dr H Thohir Luth MA, dalam Pelatihan Perawatan Jenazah Angkatan II, Kamis (26/2) di Gedung Perpustakaan UB. Dikatakan, merawat jenazah harus dilakukan dengan sopan, santun, dan penuh rasa kasih sayang. Oleh sebab itu, sebaiknya dilakukan oleh ahli waris, sehingga hal-hal yang kurang baik (aib) dari jenazah hanya diketahui oleh keluarga sendiri, tidak menyebar ke mana-mana yang akan menambah penderitaan sang jenazah. Dalam kesempatan yang sama, dr Wening Prastowo SpF yang menyampaikan materi "Penatalaksanaan Perawatan Jenazah Dengan HIV/AIDS" mengungkapkan, untuk jenazah bermasalah, yang meninggal karena mengindap penyakit menular, seperti HIV/AIDS, flu burung ataupun hepatitis, memerlukan penanganan khusus, tanpa mengabaikan syariat yang menjadi tuntunan. Jenazah bermasalah, menurut dokter forensik RSSA Malang itu, sebaiknya dirawat di rumah sakit, dan dilakukan oleh tenaga medis yang biasa menangani. Hal ini dilakukan untuk mencegah menularnya penyakit dari jenazah. Apabila terpaksa dilakukan oleh ahli waris, tetangga atau siapapun, sebaiknya dilakukan sesuai dengan ketentuan medis yang ada. Karena penyakit menular, memerlukan penangan khusus. Termasuk air yang digunakan harus terlebih dahulu disiram dengan larutan Bayclin atau larutan kaporit, dengan ukuran tertentu. "Sekujur tubuh yang memandikannyapun harus dalam keadaan tertutup. Bekas tempat memandikan, juga harus disiram dengan kedua larutan tersebut agar virusnya ikut mati", imbuhnya. Dibuka secara resmi oleh Pembantu Rektor II, Warkum Sumitro SH MH, dan diikuti 80 peserta, pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan peranan dan pemberdayaan warga UB di masyarakat dalam mewujudkan upaya pelayanan jenazah sesuai dengan ketentuan agama. Dengan pelatihan ini, diharapkan peserta mampu memahami dan menguasai teori dasar perawatan jenazah sesuai syariat Islam. Selain itu, peserta juga akan mampu merawat jenazah dengan baik dan benar, serta memperlakukan jenazah sesuai kaidah-kaidah yang ada. Ikut memberikan materi dalam kesempatan itu, Drs Khusnul Fatoni MAg dengan materi "Teori dan praktek memandikan dan merawat jenazah pria", serta Dra Hj Rukmini Fadlan tentang merawat jenazah wanita. catch from: prasetya.brawijaya.ac.id/feb09

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berkomentar juga harus syar'i